Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 10 Januari 2017

Makalah Kalimat Efektif



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Selain alat untuk berkomunikasi, bahasa itu berisi ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Hal tersebut pada prakteknya harus dituangkan dalam bentuk kalimat  Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat harus dipilih dengan tepat, sehingga makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang mencapai sasarannya disebut kalimat efektif.
Sebuah kalimat efektif haruslah tepat agar dapat mewakili keinginan penulis, oleh karena itu harus disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap pembacanya. Melalui kalimat efektif dapat disampaikan gagasan pikiran, ide dan pendapat dengan tepat . Sehingga orang lain akan dapat menerima seperti yang diharapkan. Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi..
Realitanya mayoritas masyarakat Indonesia tidak mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Secara kebahasaan, kesulitan tersebut merupakan akibat dari ketidakmampuan pembicara atau penulis untuk mengungkapkan kalimat-kalimat yang benar sebagai media penyampaian ide-idenya. Seringkali ditemukan orang yang mempunyai konsep ide yang cemerlang, namun kurang berhasil dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Keterampilan menggunakan kalimat dalam menulis merupakan keterampilan pokok yang harus dimiliki

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.      Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3.      Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
4.      Bagaimana penggunaan kalimat efektif?
  


C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi  baik dan benar
2.      Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3.      Menjaga kemurnian bahasa Indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang menghasilkan makna dan pengertian. Kalimat dapat berupa wujud lisan dan tulisan. Dalam wujud lisan, diucapkan dengan nada naik-turun, keras- lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.    Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembicara atau penulisnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca.

B.       UNSUR-UNSUR KALIMAT
Kalimat minimal wajib terdiri atas unsur subjek dan predikat. Di dalam kalimat terdapat kata atau kelompok kata tak wajib yang dapat dihilangkan tanpa memengaruhi unsur lain di dalam kalimat. Yaitu berupa objek, pelengkap dan keterangan.
1.      Subjek (S)
Subjek (S) merupakan bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan penulis berupa gagasan pokok, unsur utama kalimat, dan berupa kata benda.
Ciri ciri Subjek :
a)         Dapat ditelusuri dengan mengajukan pertanyaan yang menggunakan kata tanya Apa/Siapa(yang)...... dengan predikat sebagai tumpuan
b)        Disertai kata petunjuk itu
c)         Didahului kata bahwa
d)        Tidak didahului kata depan
e)         Ditandai dengan keterangan yang

2.      Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), Predikat dapat  berupa kata benda, kata sifat, dan kata bilangan
Ciri- ciri predikat :
a)         Dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan bagaimana subjek
b)        Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti bentuk kata kerja atau adjektiva, sedangkan bukan diikuti nomina.
c)         Dapat didahului akan, sudah sedang, selalu, atau hampir
d)        Dapat didahului sebaiknya, seharusnya, atau seyogianya

3.      Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak O selalu di belakang P yang berupa kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang menuntut wajib hadirnya O.
Ciri ciri objek:
a)         dapat menjadi subjek di dalam kalimat pasif
b)        tidak didahului kata depan
c)         Langsung dibelakang predikat kata yang berupa kata kerja transitif

4.      Pelengkap
Pelengkap (pel) atau komplemen, seperti objek, hadir setelah kata kerja. Namun, pelengkap dan objek memiliki perbedaan yang jelas. Pelengkap dalam kalimat tidak dapat menjadi subjek jika kalimat tersebut dipasifkan. Predikat diikuti pelengkap yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi
Ciri ciri pelengkap :
a)         Berkategori bilangan (N), frasa bilangan (FN), kata sifat (Adj), frasa kata sifat(Fadj), Frasa kata kerja (FV), dan frasa preposisional(Fprep)
b)        Terdapat tepat dibelakang predikat jika tidak ada objek atau dibelakang objek jika objek hadir di dalam kalimat
c)         Tidak dapat dijadikan bentuk pasif

5.      Keterangan
Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang menambah penjelasan mengenai waktu, tempat, cara, sebab, akibat, dan sebagainya fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat
Ciri-ciri keterangan :
a)         Dapat berpindah posisi di awal, di tengah, atau di akhir kalimat
b)        Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterangan aposisi

Jenis-jenis keterangan:
a)         Keterangan waktu
b)        Keterangan tempat
c)         Keterangan tujuan
d)        Keterangan sebab
e)         Keterangan akibat
f)         Keterangan tambahan
g)        Keterangan aposisi
h)        Keterangan aspek

C.      CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1.      Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri:
a.       Kalimat mempunyai subyek dan predikat yang jelas.
Contoh:
1)        Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
2)        Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar)
b.      Tidak terdapat subyek yang ganda
Contoh:    
1)        Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
2)        Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
c.       Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh :
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Perbaikan kalimat ini dapat dilakukan 2 cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung kalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai berikut :
Kami  datang agak terlambat. Oleh karena itu , kami tidak dapat mengikuti acara pertama
d.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang".
Contoh:
1)        Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu. (salah)
2)        Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. (benar)
e.       Kata depan tidak berada di depan subjek
Contoh:
1)        Bagi semua mahasiswa baru harus segera dikonfirmasi
2)        Semua mahasiswa baru harus segera dikonfirmasi

2.      Keparalelan(kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat.
Contoh :
a)         Mawar memetiki setangkai bunga. (tidak paralel karena memetiki menunjukkan kegiatan berulang, tidak dapat disandingkan dengan setangkai)
b)        Mawar memetik setangkai bunga. (paralel)

3.      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a)         Menghilangkan pengulangan subjek.
b)        Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c)         Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. 
d)        Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Bisnis online memunculkan banyak para pelaku-pelaku bisnis baru. (tidak hemat)
Bisnis online memunculkan banyak pelaku bisnis baru.(hemat)
4.    Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu. Dengan kata lain  kalimat yang cermat adalah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Contoh:
a)        Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Muslimah tahun ini. (rancu)
b)        Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
5.    Kepaduan atau Kesatuan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
a.         Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karenaitu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
b.        Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + kata kerja secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c.    Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

6.        Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
a.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
1)      Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
2)      Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
b.    Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
c.    Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
. Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan
d.   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e.    Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Seperti partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh:
Saudaralah yang bertanggungjawab.

7.        Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.


Contoh:
                        Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

8.        Kevariasian
 Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang
a.   Cara Memulai Kalimat
Ada beberapa kemungkinan dalam cara memulai kalimat untuk mencapai efektivitas, yaitu variasi pada pembukaan kalimat. Pada umumnya kalimat dapat dimulai dengan subjek, predikat, frasa dan kata modalitas.
1)    Subjek pada Awal Kalimat
Kita dapat lihat dari pola dasar kalimat bahasa Indonesia, subjek selalu diletakkan pada awal kalimat. Dalam sebuah komposisi ataupun sebuah paragraf perlu dipakai variasi kalimat seperti yang dimaksudkan untuk menghindari suasana kaku.
2)    Predikat pada Awal Kalimat
Kalimat yang diawali subjek biasanya diikuti predikat, kadang-kadang dilengkapi dengan objek dan keterangan. Susunan kalimat yang demikian ada yang menyebutkan dengan kalimat susunan biasa, sebuah kalimat dapat dimulai dengan predikat. Kalimat seperti ini disebut inversi atau kalimat susunan balik.
3)    Kata Modal pada Awal Kalimat
Dalam sebuah kalimat kata modal dapat merubah arti kalimat secara keseluruhan. Dengan mempergunakan kata modal kita dapat menyatakan bermacam-macam sikap. Untuk menyatakan kepastian dapat menggunakan kata : pasti, pernah, tentu dan sebagainnya.
Untuk menyatakan ketidakpastian atau keragu-raguan dapat dipergunakan kata : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, dan sebagainnya.
Untuk menyatakan kesungguhan dapat dipergunakan kata-kata : sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, sungguh, dan sebagainnya. Modal dapat diletakkan di awal ataupun di akhir kalimat.


4)    Frase pada Awal Kalimat
Untuk keperluan variasi kalimat, frasa-frasa ini tidak selalu diletakkan pada awal kalimat, tetapi bisa ditempatkan pada posisi tengah maupun akhir.

b.    Panjang Pendek Kalimat
Kalimat pendek tidak selalu mencerminkan kalimat yang baik atau efektif. Sebaliknya kalimat yang panjang tidak selalu rumit atau tidak efektif.

c.    Jenis Kalimat
Dalam bahasa Indonesia ada tiga macam jenis kailimat. Ketiga macam jenis kalimat itu adalah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah atau kalimat pinta.

d.    Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Dari segi struktur kalimat selain pola inversi, panjang pendek kalimat, kalimat majemuk dan kalimat sederhana dapat dijadikan variasi kalimat, maka pola kalimat aktif dan pasif pun dapat membuat tulisan kita lebih bervariasi.

e.    Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Dalam kalimat langsung dapat dibangun variasi kalimat. Kadang-kadang pendapat atau pikiran seseorang akan terasa lebih jelas dan hidup jika dinyatakan dalam bentuk kalimat langsung daripada kalimat tidak langsung.
9.        Keringkasan
Kalimat efektif menggunakan kata yang ringkas. Tanpa disadari, dalam pemakaiannya terdapat kata dan kelompok kata yang memiliki makna sama.
Contoh:
a)      Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Bandung. (bentuk panjang)
b)      Kami meneliti anak jalanan di Bandung. (bentuk ringkas)

  

D.      PENGEMBANGAN KALIMAT EFEKTIF
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi secara efektif. Untuk mengembangkan kalimat efektif, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni persyaratan kalimat efektif dan kiat pengembangan kalimat efektif.
Ada dua persyaratan kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran dan persyaratan kecocokan. Persyaratan kebenaran bertolak ukur kebenaran kaidah bahasa. Persyaratan kecocokan bertolak ukur kecocokan atau kekompakan kalimat-kalimat dalam konteks kebahasaan maupun dalm konteks non bahasa. Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan kiat-kiat khusus, yakni :
1.    Kiat pengulangan
2.    Kiat pengedepanan
3.    Kiat penyejajarnya
4.    Kiat pengaturan variasi kalimat.

Kiat pengulangan dapat dengan mudah menampilkan informasi penting dengan menampilkan ulang informasi itu, baik dalam kalimat maupun dalam untaian kalimat. Kiat pengedepanan digunakan untuk menonjolkan informasi dengan menempatkan unsur yang ditonjolkan itu di bagian depan kalimat. Kiat penyejajaran digunakan untuk menampilkan unsur kalimat dalam posisi yang sejajar. Kiat pengaturan variasi kalimat digunakan untuk menampilkan kalimat secara bervariasi, baik variasi struktur kalimat maupun variasi jenis kalimat.


BAB III
PENUTUP

A.      SIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : kesepadanan, keparalelan, kehematan, kecermatan, kepaduan, ketegasan, kelogisan, kevarasian dan keringkasan.

B.       SARAN
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana. Serta dalam penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.




DAFTAR PUSTAKA


Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Wijayanti, Sri Hapsari, Amalia Candrayani, Ika Endang Sri Hendarwati,  Jati Wahyono Agustinus. 2014. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
http:////Pengertian, Ciri, dan PenggunaanKalimat Efektif.html.
http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html











Tidak ada komentar:

Posting Komentar