Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 01 Februari 2018

PSIKOLOGI PENDIDIKAN: MOTIVASI DALAM BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN


A.                LATAR BELAKANG
Belajar adalah adalah ciri khas manusia yang membedakannya dari binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, dan di tempat lainnya. Manusia belajar karena maksud dan tujuan tertentu.
            Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan, dan umpan balik ( Hellriegel dan Slocum, 1979).
            Dalam proses belajar, motivasi sangat penting  bagi guru maupun siswa. Bagi guru, motivasi belajar dari siswa diperlukan untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung.

B.                 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu motivasi dalam belajar?
2.      Apa saja jenis-jenis motivasi belajar?
3.      Apa fungsi motivasi dalam belajar?
4.      Apa saja bentuk-bentuk motivasi dalam belajar?
5.      Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar?

C.                 TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengertian motivasi dalam belajar
2.      Mengetahui jenis-jenis motivasi belajar
3.      Mengetahui fungsi motivasi dalam belajar
4.      Mengetahui bentuk-bentuk motivasi dalam belajar
5.      Mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar



BAB II
PEMBAHASAN


A.                 PENGERTIAN MOTIVASI
Aktivitas manusia didasari dorongan untuk mencapai tujuan atau terpenuhi kebutuhannya. Pendorong ini disebut motivasi. Motivasi adalah usaha mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi adalah suatu kebutuhan, keinginan, gerak hati, naluri, dan dorongan, yaitu sesuatu yang memaksa manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan dan umpan balik.[1]
Beberapa pengertian mengenai motivasi menurut para ahli yaitu :
1.      Petri (1981)
Motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya
2.      Mc Donald
Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
3.      Morgan dkk (1986)
Motivasi sebagai kekuatan yang memberikan energi, menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan perilaku terhadap tujuan.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sebagai penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh siswa dapat tercapai. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar yang mendukung. Siswa tersebut akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memiliki motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sama sekali.
Dapat disimpulkan, motivasi belajar adalah penyemangat atau pendorong yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi ini bisa timbul dari dalam diri seseorang atau timbul karena bantuan orang lain.

B.                 JENIS-JENIS MOTIVASI BELAJAR
1.      Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa rangsangan atau bantuan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.[2] Motivasi Instrinsik dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, atau berupa cita-cita. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu.
2.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul pada diri seseorang akibat pengaruh dari luar dirinya, akibat hubungan dengan orang lain ataupun karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi tersebut akhirnya ia mau belajar. Motivasi ekstrinsik berdasarkan dorongan dari luar yang tidak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan antara lain:
a.         Belajar demi memenuhi kewajiban.
b.         Belajar demi menghindari hukuman.
c.         Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d.        Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e.         Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang tua).
f.          Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.





C.                FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi belajar sangat penting dalam proses belajar. Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan juga dapat mengubah tingkah laku siswa. Menurut Sadirman AM ,ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1.      Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan dalam belajar. Suatu perbuatan akan timbul karena adanya motivasi, Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah dalam belajar. Artinya motivasi mengarahkan pada perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
3.      Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak. Artinya motivasi mengerakkan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi belajar juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.[3]

Kartini Kartono berpendapat bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.
Sedangkan menurut Djudju Sudjana tujuan motivasi adalah menggerakkan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan dalam diri orang atau kelompok orang untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat diatas maka diperoleh manfaat motivasi belajar bagi siswa yaitu:
1.      Membuat anak bersemangat dalam belajar.
2.      Anak menjadi lebih kreatif, rajin dalam mengerjakan tugas, membaca,menulis dan lain-lain.
3.      Anak menjadi lebih menyukai mata pelajaran yang dulu tidak disukainya.
4.      Melalui motivasi yang baik dan benar, maka si anak akan terdorong untuk belajar dengan baik. Tidak perlu dipaksa dan diawasi lagi.
5.      Membuat anak menjadi lebih aktif.
6.      Anak lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya dan bakatnya.
7.      Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidak akan menyerah dan mencobanya lagi           dengan adanya motivasi.
8.      Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik misalnya bermain atau menonton tv.

Motivasi sangat berperan dalam proses belajar. Jika tidak ada motivasi, siswa akan malas dan tidak bersemangat dalam  belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik juga. Seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik apabila adanya usaha yang tekun dan adanya motivasi. Tingginya motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.[4]

D.                 BENTUK-BENTUK MOTIVASI DALAM BELAJAR
1.      Memberi Angka
Angka ini adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka menjadi alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau lebih meningkatkan prestasi belajar mereka selanjutnya. Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik lebih giat belajar. Apalagi bila angka yang diperoleh oleh anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya. Pemberian angka/nilai yang baik juga penting diberikan kepada anak didik yang kurang bergairah belajar untuk dapat memotivasi anak didik untuk belajar dengan lebih bersemangat. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2.      Hadiah
Hadiah dapat sebagai motivasi untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi siswa.
3.      Saingan/ Kompetisi
Saingan/kompetisi yang sehat dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4.      Harga Diri
Kesadaran siswa terhadap kepentingan tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga dirinya adalah salah satu bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk memiliki prestasi yang baik untuk menjaga harga dirinya.
5.      Menilai Ulangan
Para siswa akan menjaga giat belajarnya kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan itu juga merupakan sarana motivasi.
6.      Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pelajaran apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk belajar terus menerus dengan harapan-harapan hasilnya terus meningkat.
7.      Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk yang positif sekaligus merupakan motivasi. Pemberiannya harus tepat, dengan pujian yang tepat akan nampak suasana yang menyenangkan dan mempertimbangkan gairah belajar.
8.      Hukuman
Hukuman sebagai bentuk yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi.
9.      Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,bermaksud untuk belajar sehingga hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.
10.  Minat
Motivasi erat hubungan dengan minat, motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Begitu juga dengan minat, sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok dalam proses belajar.
11.  Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui akan terima baik oleh siswa dan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang menguntungkan yang harus dicapai maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Guru mengembangkan dan mengarahkan hingga dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.

E.                 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Guru berperan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menurut Sadirman yaitu:
1.      Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
2.      Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar apabila memiliki minat untuk belajar. Salah satu caranya yaitu mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa.[5] Tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru.
3.      Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa dapat belajar dengan baik jika dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
4.      Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik
Guru menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar. Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
5.      Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Ketika siswa merasa dihargai, maka akan muncul sebuah motivasi. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang . Pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa.  Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud  untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar.[6]
6.      Berikan penilaian
Siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama.[7] Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
7.      Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
8.      Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat berpengaruh baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.

Sedangkan Nasution (1988) mengemukakan ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar, yaitu: (1) memadukan motif-motif yang sudah dimiliki, (2) memperjelas tujuan yang hendak dicapai sehingga siswa akan berbuat lebih efektif (3) mengadakan persaingan, (4) memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, dan (5) pemberian contoh yang positif.[8]
Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras. Oleh karena itu, usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka  memiliki motivasi belajar yang baik.
Motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara yang sifatnya negatif  seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang . Membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari apabila cara positif lebih memungkinkan.

BAB III
PENUTUP

A.                 KESIMPULAN
Tujuan motivasi adalah untuk memberikan dorongan, semangat, dan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan, pekerjaan, atau tindakan tertentu dalam mewujudkan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi itu muncul pada diri seseorang karena ada faktor baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Sedangkan, motivasi belajar adalah penyemangat atau pendorong yang menyebabkan seseorang untuk belajar.
Peningkatan motivasi belajar siswa ditentukan oleh kreatifitas dan keterampilan seorang guru. Semakin terampil seorang guru dalam mendidik muridnya, maka motivasi belajar siswanya pun akan meningkat. Dengan menigkatnya motivasi belajar siswa, maka proses belajar pun akan berjalan dengan baik.
            Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seoarang pendidik atau guru untuk memotivasi siswa untuk belajar dianataranya, yaitu dengan memberi angka atau nilai, hadiah, saingan atau kompetisi, pujian, hukuman, memperjelas tujuan yang hendak dicapai, dan lain-lain.

B.     SARAN
Sebagai calon guru, kita harus memahami apa peranan motivasi dalam belajar dan menguasai  teknik atau strategi mengajar.  Sehingga siswa yang kita didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
Makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi, maka diharapkan agar pembaca dapat memberikan komentar, kritik atau saran demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang. Dan juga agar pemahaman kita tentang motivasi lebih meningkat.






[1] Nyayu Khodijah. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Rajawali Pers. 2014). Hlm 150

[2] Ibid. Hlm 152

[3] Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar. (Jakarta, PT.Rajawali Pers, 2003), hlm.84
[4] .Ibid. hlm.85-86
[5]  Djiwandono,  Psikologi Pendidikan. (Jakarta :Grasindo.2006). hal 365
[6] Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar-Mengajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006). hal 152
[7] Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta :PT Bumi Aksara. 2005). hal. 168
[8] Nyayu Khodijah, op. cit. hlm. 159




DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Aswan Zain. 2006.  Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djiwandono. 2006.  Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2005.  Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Nasution.1989. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi aksara.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2003.  Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

TAKDIR, KETETAPAN TUHAN DAN HUKUM ALAM

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Bagi umat islam, takdir merupakan bagian dari pada aqidah, karena merupakan bagian iman terhadap Qadha dan Qadar. Kata takdir ini merupakan kata yang berasal dari Qadar. Takdir adalah suatu ketetapan garis kehidupan seseorang. Hal ini dinyatakan dalam Qur'an bahwa segala sesuatu yang terjadi terhadap diri seorang sudah tertulis. Takdir adalah ide bahwa Allah telah menciptakan setiap kejadian, masa lalu, masa kini dan masa depan. Ini berarti tiap-tiap kejadian, mulai dari penciptaan alam semesta hingga hari kiamat telah berlangsung dan berakhir dalam pandangan Allah.
Terkait dengan fenomena takdir, kelemahan manusia adalah ketidaktahuan akan takdir. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manusia hanya tahu takdirnya setelah terjadi. Meskipun demikian manusia masih boleh berusaha dan berdo’a.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Allah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah, maka manusia harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu menjadi penghuni Surga.
Pemahaman tentang takdir sangat penting bagi seorang muslim. Sebab pemahaman tentang takdir ini akan menentukan arah dan sikap seorang muslim terhadap berbagai hal yang terjadi selama hidupnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu takdir?
2.      Apa saja macam-macam takdir?
3.      Jelaskan tentang takdir kematian, rizki, jodoh dan kebahagiaan!
4.      Apa hubungan takdir dan hukum alam?
5.      Apakah faedah mangimani takdir?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian takdir.
2.      Mengetahui macam-macam takdir.
3.      Mengetahui takdir kematian, rizki, jodoh dan kebahagiaan.
4.      Mengetahui hubungan takdir dan hukum alam.
5.      Mengetahui faedah mengimani takdir.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Takdir
Kata takdir (taqdir) diambil dari kata qaddara yang secara bahasa berarti ukuran, batasan atau ketentuan, mengukur, memberi kadar atau ukuran. Ukuran yang sudah ditentukan Tuhan sejak zaman azali baik atau buruknya sesuatu, tetapi boleh berubah jika ada usaha untuk merubahnya. Sehingga, jika Allah telah mentakdirkan sesuatu, maka itu berarti bahwa Allah telah memberi kadar/ ukuran/ batas tertentu dalam diri, sifat atau kemampuan maksimal makhluknya. Kemampuan pada diri manusia inilah yang boleh berubah, dan terkadang memang mengalami perubahan disebabkan oleh usaha manusia itu sendiri. Segala peristiwa yang terjadi di alam raya ini, dari sisi kejadiannya, dalam kadar atau ukuran tertentu, pada tempat dan waktu tertentu, itulah yang disebut takdir.
Sedangkan menurut istilah takdir adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt, menurut ilmu dan kehendak-Nya, baik sesuatu yang pasti terjadi ataupun telah terjadi, maupun sesuatu yang akan terjadi dimasa datang.
Kata takdir juga bermakna menyerahkan sagala sesuatu kepada Allah, yang akan terjadi maupun yang telah terjadi. Maksudnya, mengembalikan segala sesuatu yang akan terjadi dan yang telah terjadi seluruhnya kepada kehendak dan ketetapan Allah.  Takdir seseorang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.
Takdir memiliki empat tingkatan yang semuanya wajib diimani, yaitu :
1.      Al-‘Ilmu
Seseorang harus menyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu baik secara keseluruhan maupun terperinci. Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi karena segala sesuatu diketahui oleh Allah secara detail.
2.      Al-Manusiabah
Allah mencatat segala sesuatu dalam Lauhil Mahfuz dan tulisan itu tetap ada sampai hari Kiamat. Walaupun itu telah terjadi pada masa yang lalu, masa sekarang dan apa yang akan terjadi pada masa yang akan mendatang.
3.      Al-Masyi’ah
Kehendak Allah bersifat umum karena Allah mempunyai kehendak terhadap segala sesuatu yang terjadi di bumi dan di langit dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Didalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan bahwa apabila Allah menghendaki sesuatu, tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya tersebut dan begitu juga sebaliknya.
4.      Al-Khalqu
Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur dan menguasai segala sesuatu apapun yang ada di langit dan bumi.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan kehendak-Nya dan Maha Mengetahui  segala sesuatu dengan jelas. Oleh sebab itu, Allah menakdirkan segala sesuatu yang sesuai dengan  kebutuhan (kehendak) setiap manusia.
Takdir tidak sedikitpun bertentangan dengan kehendak manusia. Didalam diri seseorang diberikan kekuatan mendukung kebutuhannya untuk melakukan segala amal-amal kebaikan menuju surga. Manusia juga diberi kekuatan untuk melakukan amal-amal kejahatan dan dosa yang menyebabkan mereka masuk ke neraka. Dalam menghadapi ketetapan tersebut, manusia masih diberikan kebebasan untuk memilih mana yang terbaik bagi diri mereka.
Oleh karena itu, permasalahan takdir tidak bisa dilepaskan dari ketetapan Tuhan dan pilihan manusia. Karena dalam melaksanakan ketetapannya,  Allah selalu memberikan sebab-sebab yang bisa diterima akal manusia, walaupun terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran manusia.

B.     Macam-Macam Takdir
1.      Takdir Mua’llaq
Dalam bahasa arab,  mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar seseorang atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia. Takdir ini dapat diubah dan manusia diberi akal dan hati nurani untuk memilihnya. Jadi Allah menunda pelaksanaan keputusan-Nya dan menggantungkannya kepada usaha manusia sendiri. Dengan kata lain, ketentuan Allah tersebut juga tergantung dari usaha atau rekayasa dari manusia.
Dalam hal ini Allah swt berfirman : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’ad :11)

Beberapa contoh takdir Mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Orang yang meyakini takdir Allah, tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena Allah memberikan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagai contoh, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi guru. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan.
Dalam syarah manusiab hadist Arba’in Nawawi dijelaskan bahwa takdir muallaq merupakan takdir yang tergantung yang dikelompokkan menjadi dua macam takdir:
a.       Takdir Dalam Lauhul Mahfuzd
Takdir yang ada dalam lauhul mahfuzd. Takdir ini mungkin dapat berubah.
b.      Takdir yang Diikuti Sebab Akibat
Takdir atas kehendak Allah SWT namun penyebab adanya takdir itu bisa dirubah dengan perbuatan-perbuatan manusia. Seperti dengan do’a dan usaha.

Apabila manusia itu berbuat kebaikan dan keburukan, hal ini timbul dari kesadaran sepenuhnya sebagai manusia yang bertanggung jawab atas tingkah laku perbuatannya. Maka kebaikan yang dilakukannya itu adalah sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Sebaliknya bila ia berbuat kejahatan, maka perbuatan yang dilakukannya itu adalah salah.

2.      Takdir Mubram
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Takdir Mubram adalah takdir yang pasti terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan, tidak dapat untuk dielakkan atau tidak dapat ditawar. Takdir ini telah ditetapkan oleh Allah SWT dan manusia tidak mempunyai kesempatan untuk memilih atau mengubahnya.
Contoh takdir mubram antara lain :
a.       Waktu ajal seseorang tiba.
b.      Usia seseorang
c.       Jenis kelamin seseorang
d.      Warna darah yang merah
e.       Bumi mengelilingi matahari
f.       Bulan mengelilingi bumi

Seperti dijelaskan dalam syarah manusiab Hadist Arba’in Nawawi, takdir mubram dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
a.       Takdir dalam Ilmu Allah SWT
Takdir ini tidak mungkin dapat berubah.
b. Takdir Dalam Kandungan
Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, amal, dan celaka atau bahagia kah bayi yang ada dalam kandungan tersebut. Maka takdir ini termasuk dalam takdir yang tidak dapat dirubah yang telah digariskan.

C.    Takdir Kematian, Rizki, Jodoh dan Kebahagiaan
Kasus yang paling sering dijadikan contoh dalam memahami takdir Allah adalah rezeki, jodoh dan kematian. Menurut konsep takdir, rezeki, jodoh dan kematian adalah ketetapan mutlak sebelum seorang manusia dilahirkan. Karena itu manusia tidak bisa menolaknya ataupun mengejarnya.
Kematian manusia adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pula kematian datang menjemputnya. Datangnya ajal adalah pasti, tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan. Berjihad, berdakwah, amar makruf nahi mungkar, dan sebagainya, tidak akan menyegerakan ajal atau mengurangi umur. Begitu pula berdiam diri, tidak berjihad, tidak berdakwah, tidak beramar makruf nahi mungkar, dan tidak melakukan perbuatan yang berisiko mendatangkan kematian, Sesungguhnya tidak akan bisa memundurkan kematian dan tidak akan memperpanjang umur. Semua itu jelas dan tegas dinyatakan oleh ayat-ayat al-Quran.
Rezeki seseorang sudah ditetapkan Allah, maka apapun yang terjadi, manusia tidak bisa mengubah-ubah perolehan rezeki manusia. Sehebat apapun usaha untuk mencari rezeki kalau Allah sudah mentakdirkan miskin sebelum manusia lahir, maka miskinlah yang manusia dapatkan, dan sebaliknya. Banyak orang yang telah berusaha dengan segenap tenaga dan pikirannya, tetapi rezeki tidak datang, bahkan tidak jarang justru merugi. Sebaliknya, sangat banyak fakta bahwa rezeki datang kepada seseorang tanpa dia melakukan usaha apapun.
Ini menunjukkan bahwa usaha bukan sebab bagi datangnya rezeki. Rezeki tidak berada di tangan manusia. Allah  yang menentukan rezeki itu datang kepada manusia dan Dia memberinya kepada manusia menurut kehendak-Nya. Takdir kematian atau rezeki mempunyai peranan penting dalam memantapkan akidah serta menumbuhkembangkan semangat pengabdian. Manusia harus yakin terhadap adanya ketetapan Allah, sebelum sampai pada ketetapan tersebut manusia harus aktif dan berpartisipasi. Keaktifan dan partisipasi merupakan wujud ibadah kepada Allah.
Banyak orang yang berharap untuk segera dipertemukan dengan jodohnya, namun kadang kala hingga diusia senja tak pula kunjung mendapatkan jodoh. Biasanya, jodoh tak kunjung datang itu akibat dari pribadi yang tidak mau berusaha dan berbenah diri untuk mencari alasan mengapa jodoh tak juga menghampiri manusia. Padahal, sesuai dengan yang telah di janjikan oleh Allah bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan, artinya Allah memang telah mempersiapkan seseorang untuk dijodohkan dengan manusia. Tidak mungkin Allah ingkar, karena Allah maha menepati janji.
Allah mendorong hamba-hambaNya untuk berusaha maksimal selain itu juga penting untuk beribadah. Selain itu Allah juga memerintahkan manusia untuk mencari kenikmatan dan kebahagiaan duniawi dan ukhrowi. Karena keduanya membentuk keseimbangan yang harmonis.

D.    Hubungan Takdir dan Hukum Alam
Takdir adalah ketentuan Allah yang diberlakukan pada alam semesta (hukum alam).
Segala kehendak Tuhan telah diwujudkan dalam bentuk takdir/hukum alam. Kemudian Tuhan mengikatkan kehendakNya pd takdir/hukum alam ini. Takdir tidak pernah keluar dari hukum alam/sunnatullah.
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam  serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia . Atau dengan kata lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.
Hukum ini berlaku juga untuk mukjizat, ia tidak akan menyimpang dari hukum alam. Ada hadist yang menerangkan bahwa umur, rizki, dan jodoh sudah ditentukan. Tuhan menentukan hukum kematian, hukum mendapat rizki dan hukum mendapat jodoh sama pada manusia.  Tentang kapan manusia mati, berapa rizki manusia, dan siapa jodoh manusia tergantung seperti apa manusia menerapkan hukum yang ditentukan Tuhan pada alam ini.
Quraish shihab berpendapat bahwa sunnahtullah dan takdir itu berbeda, karena sunnahtullah digunakan dalam al-Quran untuk hukum-hukum Tuhan yang pasti berlaku bagi masyarakat, sedangkan takdir mencangkup hukum-hukum  kemasyarakatan dan hukum-hukum alam.

E.     Faedah Mengimani Takdir
Beberapa hal yang berkaitan dengan takdir :
1.      Jagat raya ini semuanya berjalan menurut hukum universal Allah SWT kepada makhluknya.
2.      Dalam diri manusia ada roh, dengan roh itulah manusia hidup. Manusia  sama sekali tidak punya kekuasaan terhadap roh itu.
3.      Setiap manusia lahir kedunia bukan atas kehendaknya sendiri. Manusia lahir tidak memilih bangsa dan tanah air. Semuanya terlepas dari kehendak dan kekuasaan manusia.
4.      Pada diri tiap-tiap orang memiliki watak,pembawaan lahir dan bakat yang berbeda satu sama lain. Masalah tersebut diluar kehendak manusia, melainkan takdir Allah.
5.      Tidak ada seorangpun yang ingin sakit atau gagal. Namun manusia dihadapkan kepada kenyataan, bahwa pada saat yang tak terduga secara tiba-tiba sakit dan gagal. Maka sakit dan gagal bukanlah kehendak manusia. Semuanya adalah peranan takdir.

Adapun beberapa faedah mengimani dan mengetahui takdir- takdir Allah, diantaranya yaitu:
1.      Memberikan keseimbangan jiwa, tidak berputus asa karena sesuatu kegagalan dan tidak pula membanggakan diri atau sombong karena sesuatu nikmat.
2.      Menjadikan suatu peningkatan ketakwaan. Keberuntungan maupun kegagalan dapat dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Ujian akan menilai kualitas iman seseorang dan untuk meningkatkan takwa, sebagai modal hidup yang paling berharga sebagai seorang muslim.
3.      Tidak sombong ketika mendapatkan kesenangan dan tidak sedih ketika musibah. Mengimani takdir bukan berarti menyerah pada nasib. Orang yang menyerah pada nasib menjadikannya malas dan lamban, serta berhenti pada titik kegagalannya. Sementara itu, orang yang beriman pada takdir justru tak akan berlarut-larut dalam kesedihan dan tak akan tenggelam dalam kegagalan. Sadar bahwa apa yang ia raih semata-mata karena takdir Allah SWT.
4.      Menumbuhkan sifat ridha dan yakin dengan apa yang terjadi. Dengan sebab itu, dia akan mendapatkan hidayah dari Allah
5.      Menjadi motivasi untuk dihapuskannya dosa.
6.      Menjadi dorongan mendapat balasan yang besar dari Allah
7.      Menjadi seorang yang kaya hati (senantiasa merasa cukup dengan pemberian Allah ).
8.      Menumbuhkan keberanian
9.      Tidak takut terhadap kejahatan manusia
10.  Tidak takut mati
11.  Tidak bersedih karena sesuatu yang luput darinya
12.  Bersandar hanya kepada Allah ketika melakukan sebab (ikhtiar) sehingga tidak bersandar kepada sebab-sebab semata, karena segala sesuatu terjadi dengan takdir Allah




BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Menurut istilah takdir adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah, menurut ilmu dan kehendak-Nya, baik sesuatu yang pasti terjadi yaitu telah terjadi maupun sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang.  Yang tidak bisa dihindari oleh manusia jika waktunya telah tiba, akan tetapi dalam menghadapi ketetapan tersebut, manusia masih diberikan kebebasan untuk memilih mana yang terbaik bagi diri mereka.
Dapatlah disimpulkan bahwa didalam menghadapi cobaan atau musibah yang datangnya dari Allah ada hal-hal yang harus kita terima apa adanya karena kita harus menerimanya dengan penuh kesabaran dan kerelaan. Namun ada pula ketentuan yang dituntut kepada kita supaya berikhtiar untuk merubahnya. Dalam hal ini, jika kita tidak berusaha untuk merubah kearah yang lebih baik, maka kesalahan akan ditimpakan kepada diri kita sendiri, karena segala sesuatu itu dikehendaki Allah, tetapi Allah juga bisa merubah yang dikehendaki jika manusia itu mau ikhtiar.

B.     SARAN
Demikian makalah ini saya susun, semoga dengan membaca makalah ini dapat dijadikan pedoman kita dalam melangkah, menerapkan dan menjaga keimanan dalam mempercayai takdir sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya.



 DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Muhammad. 2002. Tauhid Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.
Ali, Mohammad Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.
Muhammad Chirzin. 1997.  Konsep & Hikmah Akidah Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Murtadha Muthahhari. 2003. Pengantar Ilmu-ilmu Islam. Jakarta: Pustaka Zahra.
Sahilun A.Nasir. 2010. Pemikiran Kalam: Teologi Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Shihab, M. Quraish. 2013. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan Media Utama.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.